Sinergi dan Inovasi TPIP – TPID Dukung Swasembada Pangan dan Pertumbuhan Inklusif di Sumatera

PAS-S.COM- Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) se-Sumatera berkomitmen dalam menjaga inflasi di Wilayah Sumatera. Komitmen
tersebut diwujudkan dalam Rapat Koordinasi TPIP-TPID yang dirangkaikan dengan peluncuran
simbolis Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) se-Sumatera tahun 2025 di Aula
Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara (24/4). Kegiatan ini mengangkat tema “Sinergi
dan Inovasi dalam Mendorong Peningkatan Produksi dan Efisiensi Rantai Pasok Distribusi Pangan
Guna Mendukung Swasembada Pangan dan Pertumbuhan Inklusif di Sumatera” dan dihadiri oleh
Wakil Gubernur Sumatera Utara, Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko
Perekonomian), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Pangan Nasional (Bapanas),
Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan), Badan Gizi Nasional (BGN), Badan
Urusan Logistik (Bulog), perwakilan Bank Indonesia serta TPID di wilayah Sumatera.
Penguatan program GNPIP wilayah Sumatera tahun 2025 menjadi komitmen bersama
dalam memperkuat upaya stabilisasi harga pangan serta pengendalian inflasi berlandaskan
kerangka 4K (Keterjangkauan Harga, Kesediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi
Efektif), yang akan mendukung swasembada pangan dan pertumbuhan inklusif di Sumatera.
Upaya penguatan program GNPIP 2025 difokuskan pada 5 (lima) hal yaitu, 1) penguatan
produktivitas pertanian secara end-to-end, 2) penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok melalui
Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk kelancaran distribusi pangan, 3) optimalisasi KAD dalam
mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), 4) dukungan fiskal baik pusat maupun daerah
dalam meningkatkan ketahanan pangan, serta 5) digitalisasi pembayaran pada kegiatan operasi
pasar.
Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian, Ferry Irawan, menyampaikan pentingnya
koordinasi di tingkat TPID dalam rangka merespon ketidakpastian global khususnya pasca
penetapan tarif resiprokal Amerika Serikat. Berbagai upaya didorong untuk memastikan
pertumbuhan ekonomi nasional tetap kuat dengan inflasi yang tetap terjaga di kisaran 2,5% ± 1%
(yoy). Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal Kemendagri, Restuardy Daud, menekankan
pentingnya identifikasi potensi dampak di sisi pasokan akibat kebijakan tarif, sehingga antisipasi
dapat dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Secara khusus, Wakil Gubernur Sumatera Utara, H. Surya, menegaskan bahwa pemerintah
berkomitmen untuk mengambil peran aktif dalam pengendalian inflasi serta berupaya dengan
optimal untuk menjamin keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan
terus menjalin komunikasi yang efektif dengan seluruh masyarakat khususnya di Sumatera Utara.Selanjutnya, Direktur Eksekutif Departemen Regional Bank Indonesia, M. Firdauz Muttaqin,
menyampaikan pentingnya menjaga pasokan yang dapat diperkuat melalui kerjasama antar
daerah. Implementasi penggunaan Best Agricultural Practices (BAP) pada klaster pertanian juga
dapat mendorong ketersediaan pasokan guna menjaga ketahanan pangan serta mengoptimalkan
peran teknologi dan sarana distribusi pangan dalam memperkuat implementasi KAD.
Kegiatan rakor TPIP-TPID diakhiri dengan acara simbolis pencanangan komitmen sejumlah
program GNPIP di wilayah Sumatera. Acara simbolis tersebut menunjukkan kuatnya komitmen dan
sinergi dari seluruh TPID di Wilayah Sumatera dalam program strategis pengendalian inflasi 2025 di
wilayah Sumatera.

Artikel yang Direkomendasikan

[instagram-feed]