BANYUWULU.COM – Bandar Lampung- Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Lampung (Unila) terus berkomitmen meningkatkan pelayanan guna menunjang pelaksanaan tridarma perguruan tinggi di Unila. Salah satu pelayanan yang selalu ditingkatkan yakni menyediakan koleksi bahan perpustakaan untuk kegiatan riset sivitas akademika Unila.
Reporter Humas Unila berkesempatan melakukan wawancara singkat tentang layanan bahan perpustakaan digital (e-resource) dengan Ketua UPT Perpustakaan Unila Ir. Khairudin, S.T., M.Sc., Ph.D., Eng., beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.
Ir. Khairudin menyampaikan, Perpustakaan Unila saat ini berlangganan jurnal online dan membeli akses e-book dari berbagai penerbit ternama. Koleksi e-resource dapat diakses dan didownload para dosen dan mahasiswa Unila yang membutuhkan jurnal internasional serta karya ilmiah lainnya untuk keperluan riset.
E-resource tersebut di antaranya ScienceDirect dan Westlaw untuk jurnal, sementara e-book yaitu Talyor and Francis Ebooks, Kubuku, dan lainnya.
Untuk jurnal ScienceDirect dari penerbit Elsavier ditujukan untuk bidang ilmu Physical Sciences and Engineering, Life Sciences, Health Sciences, dan Social Science and Humanities, sedangkan Westlaw yang diterbitkan penerbit Thomson Reuters ditujukan khusus untuk bidang hukum.
Penyediaan e-resource merupakan hal penting untuk mendukung kegiatan riset dosen dan mahasiswa. Dengan adanya layanan e-resource maka perpustakaan tidak perlu membeli jurnal tertulis yang harganya terbilang mahal, sementara sumber rujukan (resource) yang dibutuhkan mencapai jutaan jurnal.
E-resource juga menyediakan referensi yang selalu up to date dan relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat memenuhi standar Dikti terkait batas tahun terbitan jurnal yakni maksimal lima tahun ke belakang.
Layanan e-Resource Berdasarkan Kebutuhan
Ir. Khairudin bercerita tentang upayanya mendapatkan data dan informasi terkait jurnal dan e-book yang banyak dibutuhkan para dosen Unila untuk riset.
Untuk jurnal, Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik Unila ini menghubungi berbagai penerbit terkemuka dunia agar mengetahui jurnal mana saja yang banyak dikunjungi dosen Unila namun gagal mengaksesnya.
Data dan informasi yang didapat dari para penerbit tersebut menjadi dasar bagi Perpustakaan Unila menyediakan koleksi e-resource yang sesuai dengan kebutuhan riset para dosen.
“Saya lakukan survei, saya hubungi beberapa penerbit ada Elsevier, Taylor & Francis, dan Springer. Saya survei dulu, saya studi, dan saya hubungi semua. Kemudian saya juga minta ke para penerbit data-data ke mana saja dosen-dosen kita sering mengakses jurnal dan gagal. Ternyata yang paling banyak itu adalah produknya Elsevier,” ungkap lulusan S-2 di UMIST and The Victoria University of Manchester tahun 1999 itu.
Dalam penggalian data dan informasi itu ditemukan juga bahwa bidang engineering, social science, dan agriculture, menjadi tiga besar bidang ilmu yang paling banyak membutuhkan akses ke e-resource tersebut. Hasil inilah yang menjadi dasar bagi Perpustakaan Unila untuk berlangganan ScienceDirect.
Sementara jurnal Westlaw berangkat dari kebutuhan para dosen fakultas hukum khususnya alumni luar negeri, UI dan UGM yang telah terbiasa menggunakan jurnal ini. Dengan dibukanya akses ke jurnal ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas riset para dosen hukum.
Sosialiasai penggunaan layanan e-resource khususnya akses ke ScinceDirect dan Westlaw akan dilakukan melalui roadshow ke seluruh fakultas. Kegiatan ini akan mendatangkan para perwakilan dan penerbit agak dosen dan mahasiswa Unila dapat memahami cara mengaksesnya dengan benar.
Untuk kebutuhan e-book, penyediaannya juga berdasarkan data dari penerbit, permintaan yang telah disurvei melalui pengisian formulir, forum diskusi bersama para dekan, komunikasi via WhatsApp dan mendatangi pimpinan fakultas secara langsung.
Selain itu dilakukan juga pendekatan ke universitas-universitas besar seperti UB dan Unnes untuk mencari perbandingan dan menggali lebih jauh buku-buku seperti apa yang dibutuhkan dosen dan peneliti.
Perpustakaan Jantung Universitas
Ir. Khairudin mengatakan, perpustakaan adalah jantungnya universitas. Tidak ada denyut kehidupan jika perpustakaan tidak hadir di dalamnya. Perpustakaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan adalah pusat pengetahuan dan pusat belajar yang menyediakan sumber-sumber bacaan yang dibutuhkan.
Mewujudkan Perpustakaan Unila sebagai jantung universitas merupakan komitmen kinerja yang telah ia tanda tangani dalam kontrak kinerja. Untuk menjadi denyut kehidupan bagi sivitas akademika Unila, Ir. Khairul terus melakukan pengembangan di berbagai aspek.
Pengembangan yang dilakukan di antaranya penyediaan koleksi bahan pustaka berdasarkan kebutuhan, transformasi pelayanan, perbaikan fasilitas, peningkatan sarana dan prasarana, dan lainnya.
Selain menyediakan jurnal-jurnal berkualitas bagi sivitas akademikanya, kualitas sumber daya manusia (SDM) juga menjadi salah satu konsennya saat ini. Ir. Khairudin mengutarakan, paradigma pustakawan di perpustakaan perguruan tinggi telah berubah sehingga pustakawan tidak hanya bertugas mengolah dan menyusun buku fisik.
Pustakawan merupakan seorang profesional berkompeten untuk menyeleksi jurnal-jurnal kredibel maka ia mampu memberikan layanan spesifik kepada dosen dan mahasiswanya. Pustakawan dapat mengidentifikasi dan memverifikasi sumber referensi bagi karya tulis ilmiah mahasiswa dan mencegah terjadinya plagiarisme.
“Itu perlahan kita tinggalkan. Saya maunya mereka paling tidak bisa memberikan layanan turnitin. Itu sudah kami lakukan trainingnya supaya nanti ada kebutuhan dosen dan mahasiswa bisa ke pustakawan saja,” ujarnya.
Dengan kompetensi tersebut menurutnya pustakawan seharusnya melakukan pengabdian dan penelitian layaknya dosen.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan khususnya pada layanan e-resource Ir. Khairudin berharap, Perpustakaan Unila dapat mendukung peningkatan hasil riset dosen dan mahasiswa Unila.
Perpustakaan Unila juga bisa memfasilitasi akses ke sumber-sumber referensi yang kredibel dan mencegah penggunaan yang ilegal, sehingga baik dosen maupun mahasiswa Unila bisa menghasilkan karya tulis ilmiah yang lebih berkualitas.(**)